3 langkah efektif atasi kebakaran di industri migas Energy Academy

3 Langkah Efektif Mengatasi Kebakaran di Industri Migas

Kebakaran menjadi risiko tertinggi dalam industri minyak dan gas (migas). Mengingat, ada banyak aspek dalam industri ini yang bisa menjadi pemicu munculnya api.

Sebut saja di antaranya, bahan bakar, keberadaan gas yang mudah terbakar, hingga faktor human error (kesalahan manusia) pun bisa berpotensi jadi pemicu.

Tentu saja tidak ada pihak yang menghendakinya. Sebab, lahapan api di industri migas bisa menimbulkan kerugian skala besar, baik meteriil hingga jatuhnya korban jiwa. Hal itu jelas berdampak pada keberlangsungan operasional perusahaan.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan langkah-langkah untuk mencegah dan mengatasinya sebagai berikut:

Antisipasi kebakaran di industri migas

Jauh sebelum indisen terjadi, yang pertama harus dilakukan adalah mengidentifikasi potensi risiko dalam industri. Setelahnya, perusahaan harus mulai menyusun standar operasional prosedur (SOP) untuk menjamin keselematan kerja.

Termasuk di dalam SOP tersebut adalah bagaimana melakukan kontrol rutin dan berkala pada properti industri. Khususnya terhadap bagian-bagian yang teridentifikasi sebagai sumber potensi kebakaran.

Perusahaan juga harus menyiapkan perangkat-perangkat penunjang jika kebakaran terjadi. Seperti teknologi deteksi, alarm bahaya, hingga berbagai jenis alat pemadam api. Perangkat-perangkat tersebut pun harus mendapat pemeriksaan rutin dan berkala untuk memastikan masih dalam standar kelayakan pakai.

Jalur evakuasi juga harus tersedia. Sebab, jalur tersebut akan memandu para pekerja sampai ke titik aman dari kebakaran. Selebihnya tinggal bagaimana perusahaan memberikan sosialisasi dan pelatihan pada setiap elemen di dalamnya.

Cara mengatasi kebakaran di industri migas

Ketika api pertama muncul dalam skala kecil, bisa menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) untuk mencegah api agar tidak membesar. Menysuaikan jenis kebakarannya (kelas A, B, C, D).

Ada beberapa pilihan alat pemadam api sesuai kebutuhan industri migas.

Misalnya, sistem pemadam kebakaran air seperti hydrant dan sprinkler. Sistem pemadam kebakaran gas seperti gas karbon dioksida (CO2), FM-200, atau gas inert seperti argon atau nitrogen. Lalu ada juga sistem pemadam kebakaran kimia seperti pemadam busa (foam), bahan kimia kering, serta bahan kimia basah.

Seiring itu, para pekerja juga harus menggunakan jalur evakuasi agar sampai di titik aman kebakaran.

Belajar dari pengalaman

Belajar dari pengalaman sangat penting agar tidak mengulangi insiden yang sama. Dalam konteks insiden si jago merah di industri migas, maka perlu adanya investigasi dan analisis.

Mulai dari penyebab, efektivitas kontrol sarana-prasarana, hingga kekurangan dalam proses mitigasinya.

Hasil investigasi dan analisis itu lantas menjadi bahan evaluasi untuk kemudian mendapat rekomendasi terbaik agar hal yang sama, dengan pola serupa, tidak terulang di kemudian hari.

ARTIKEL TERKAIT: Pengoperasian Peralatan Pemadam Kebakaran: Keterampilan yang Harus Dikuasai