Energy Academy - Auditor Sistem Manajemen K3 (SMK3) https://energyacademy.id/program/auditor-smk3

Menilai Tingkat Pencemaran Air: Kriteria dan Indikator

Menilai Tingkat Pencemaran Air: Kriteria dan Indikator

Pencemaran air merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memerlukan perhatian serius, terutama bagi industri, pemerintah, dan masyarakat. Untuk menilai tingkat pencemaran air, diperlukan kriteria dan indikator yang jelas agar tindakan pengendalian dapat dilakukan secara efektif. Penanggung jawab pengendalian pencemaran air di setiap sektor harus memahami metode evaluasi yang tepat guna memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan. Salah satu cara terbaik untuk mendalami aspek ini adalah dengan mengikuti Diklat Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air (PPPA) yang diselenggarakan oleh Energy Academy.

Kriteria Penilaian Pencemaran Air

Menilai pencemaran air tidak bisa dilakukan secara subjektif. Ada beberapa kriteria utama yang digunakan untuk menentukan apakah suatu badan air telah tercemar, yaitu:

  1. Perubahan Fisik
    Air yang mengalami pencemaran biasanya menunjukkan perubahan fisik yang mencolok, seperti perubahan warna, bau, dan tingkat kekeruhan. Misalnya, air yang berwarna coklat pekat dengan bau menyengat menandakan adanya pencemaran organik atau kimiawi.
  2. Perubahan Kimia
    Kandungan zat kimia dalam air dapat menjadi indikator penting pencemaran. Parameter seperti pH, kadar logam berat (merkuri, timbal, dan kadmium), kadar oksigen terlarut (DO), serta tingkat Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran.
  3. Kehadiran Mikroorganisme Berbahaya
    Air yang tercemar sering mengandung bakteri, virus, dan parasit berbahaya, seperti Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella. Keberadaan mikroorganisme ini menandakan kontaminasi limbah domestik atau medis yang bisa berdampak buruk pada kesehatan manusia.
  4. Tingkat Eutrofikasi
    Eutrofikasi terjadi akibat peningkatan kadar nutrien seperti nitrogen dan fosfor di perairan, yang menyebabkan pertumbuhan alga berlebihan. Hal ini dapat mengurangi kadar oksigen di dalam air dan membahayakan ekosistem perairan.

Indikator Pencemaran Air

Setelah mengetahui kriteria pencemaran, langkah selanjutnya adalah menggunakan indikator yang dapat diukur secara ilmiah untuk menilai tingkat pencemaran air. Berikut adalah beberapa indikator utama yang digunakan:

  1. pH (Derajat Keasaman)
    pH air yang sehat berada dalam kisaran 6,5 – 8,5. Jika pH terlalu rendah (asam) atau terlalu tinggi (basa), maka air dianggap tercemar dan berpotensi merusak ekosistem perairan.
  2. Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD)
    • BOD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk mengurai bahan organik dalam air. Semakin tinggi BOD, semakin tinggi tingkat pencemaran organik.
    • COD mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan kimia dalam air. Kadar COD yang tinggi menandakan adanya pencemaran oleh senyawa organik dan anorganik.
  3. Dissolved Oxygen (DO)
    DO mengukur kadar oksigen yang larut dalam air. Air yang sehat memiliki DO di atas 5 mg/L. Jika kadar DO turun drastis, itu menandakan adanya pencemaran yang mengganggu kehidupan akuatik.
  4. Total Suspended Solids (TSS)
    TSS mengacu pada jumlah partikel tersuspensi dalam air, yang dapat menyebabkan kekeruhan dan menghalangi masuknya cahaya matahari ke dalam ekosistem perairan.
  5. Kandungan Logam Berat
    Logam berat seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As), dan kadmium (Cd) adalah indikator pencemaran berbahaya yang dapat merusak lingkungan dan mengancam kesehatan manusia.
  6. Kehadiran Patogen
    Analisis mikrobiologi dilakukan untuk mendeteksi bakteri patogen seperti E. coli dan koliform dalam air, terutama untuk memastikan keamanan air minum dan air yang digunakan dalam industri makanan.

Pentingnya Evaluasi Berkala dan Pengelolaan Limbah

Menilai tingkat pencemaran air bukan hanya tentang mengukur kualitas air secara insidental, tetapi juga melakukan pemantauan berkala dan menerapkan sistem pengelolaan limbah yang tepat. Untuk memastikan industri dan perusahaan mematuhi regulasi lingkungan, mengikuti Diklat Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air (PPPA) menjadi langkah yang sangat dianjurkan.

Dengan bimbingan dari Energy Academy, para profesional dapat memahami metode analisis pencemaran air dan strategi pengendalian yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Kesimpulan

Energy Academy - Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air (PPPA) https://energyacademy.id/program/pppa

Menilai tingkat pencemaran air membutuhkan pemahaman terhadap kriteria dan indikator yang tepat, termasuk perubahan fisik, kimia, dan biologis dalam air. Evaluasi berkala sangat penting untuk memastikan kualitas air tetap terjaga dan sesuai dengan standar lingkungan. Melalui Diklat Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Air (PPPA), para penanggung jawab di industri dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam pemantauan dan pengelolaan pencemaran air. Untuk informasi lebih lanjut tentang pelatihan dan edukasi lingkungan, kunjungi Energy Academy.